Cari Blog Ini

Selasa, 19 April 2011

HIDROCEPHALUS

Nama : Eydhis Vriana S.C
NIM  : 04.08.1986
klas    : C/KP/VI


I.           Pengertian

Hidrocephalus adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan intrkranial yang disebabkan karena adanya penumpukan cerebrospinal fluid didalam ventrikel otak (Sharon & Terry; 1993; 292).

II.    Etiologi dan karakteristik

Hidrosefalus disebabkan oleh
1. Kelainan kongenital; gangguan perkembangan janin didalam rahim.    
2. Didapat ;
*.  Infeksi di sebabkan oleh perlengketan meningen akibat infeksi dapat terjadi pelebaran ventrikel  pada masa akut ( misal ; Meningitis )
*.  Neoplasma
*.  Perdarahan , misalnya perdarahan otak sebelum atau sesudah lahir.
Berdasarkan letak obstruksi CSS, hidrosefalus pada bayi dan anak ini juga terbagi dalam dua bagian yaitu :
1)      Hidrosefalus komunikan
Apabila obstruksinya terdapat pada rongga subaracnoid, sehingga  terdapat aliran bebas CSS dalam sistem ventrikel sampai ke tempat sumbatan.
2)      Hidrosefalus non komunikan
Apabila obstruksinya terdapat didalam sistem ventrikel sehingga menghambat aliran bebas dari CSS.
Biasanya gangguan yang terjadi pada hidrosefalus kongenital adalah pada sistem ventrikel sehingga terjadi bentuk hidrosefalus non komunikan.

IV.    Manifestasi klinis


III.    Manifestasi klinis
Bayi :              
  •  Kepala menjadi makin besar
  •  Fontanela anterior makin menonjol, sehingga fontanela menjadi tegang, keras, sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.
  • Vena pada kulit kepala dilatasi dan terlihat jelas saat bayi menangis
  • Terdapat Cracked pot sign
  • Mata melihat kebawah (tanda setting sun)
  • Mudah terstimulasi
  • Rewel
  • Lemah
  • Kemampuan makan kurang
  • Perubahan kesadaran
  • Opisthotonus
  • Spastik pada ekstremitas bawah
  • Pada masa bayi, dengan malformasi Arnold-Chiari, bayi mengalami kesulitan menelan,  bunyi nafas stridor, kesulitan bernafas, apnea, aspirasi, dan tidak ada refleks muntah.
  • Tanda peningkatan tekanan intrakranial seperti : Mual ; Mau muntah ;Oedema papil saraf ; Gelisah; Menangis dengan suara ringgi (pitched) ; Peningkatan sistole pada tekanan darah, penurunan nadi, peningkatan pernafasan dan tidak teratur ; Perubahan pupil, lethargi – stupor.
  • Pada pemeriksaan penunjang ditemukan sutura belum menutup/melebar; CSS dengan atau tanpa  kuman dengan biakan dimana protein CSS normal atau menurun, Leukosit meningkat/tetap dan glukosa menurun atau tetap.
  • Peningkatan tonus otot ekstrimitas
  • Tanda – tanda fisik lainnya ;
  • Dahi menonjol bersinar atau mengkilat dan pembuluh – pembuluh darah terlihat jelas . Alis mata dan bulu mata ke atas, sehingga sclera telihat seolah – olah di atas iris.Bayi tidak dapat melihat ke atas, “sunset eyes” Strabismus, atropi optik. Nystagmus (mata bergerak dengan sendirinya) Anak/Bayi sulit mengangkat dan menahan kepalanya ke atas.
Penyakit ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk adanya infeksi geeneral pada umumnya seperti demam, mungkin juga didapati adanya sakit kepala yang hebat, photophobia, kaku kuduk, didapatinya tanda kernig dan tanda brudzinski.

I.               V. Pemeriksaan penunjang

a)                       Rongtegen Kepala : Terlihat tengkorak mengalalami penipisan dengan sutura yang terpisah-pisah dan pelebaran vontanela

b)                      Transiluminasi : Terjadi penyebaran cahaya diluar sumber sinar melebihi dari batas.

c)                       CT scan : Dapat menggambarkan sistim ventrikuler dengan penebalan jaringan dan adanya massa pada luar kepala.

d)                      USG.

e)                       Pemeriksaan cairan serebrospinal.


VI. Penatalaksanaan :
1)                 Pengobatan dengan pembedahan (operasi)
Untuk mengangkat penyebab obstruksi, misalnya neoplasma, kista, atau hematom. Pemasangan Shunt yang bertujuan untuk mengalirkan cairan serebrospinal yangberlebihan dari ventrikel ke ruang ekstrakranial, misalnya ke rongga peritonium, atrium kanan, dan rongga pleural.
2)                 Non Pembedahan  (Tapping) :
  •  Pemberian acetazolamide dan isosorbide atau furosemid untuk mengurangi cairan serebrospinal
  • Pelaksanaan Tapping :
Alat dan bahan ; sarung tangan steril , doek berlobang, kasa steril, kapas dan plester, jarum spuit 10 cc, anti septik Povidon iodini dan alkohol 70%, tabung reaksi jika diperlukan.
Prosedur  ;  Pasien dalam posisi telentang tentukan daerah tapping (Ventrikel kanan dan kiri), lakukan tindakan anti sepsis disekitar daerah tapping dan tutup dengan doek steril, dimana daerah tapping dibiarkan terbuka, tentukan kembali daerah tapping dengan menekan ibu jari tangan yang telah mamakai sarung tangan, tusukkan jarum pada tempat yang telah ditentukan dan lepaskan stylet perlahan-lahan dan cairan keluar, cabut dan tutup lubang tusukan dengan kasa bethadin dan plaster.

II.           Pengkajian berdasarkan teori.
1.             Identitas
Hidrosephalus tak terobati 50-60% mortalitas rate akibat disorder atau intercurent illnes. Secara spontan pada kasus hidrosephalus 40% dengan intelegensi mendekati normal. Akibat tindakan pembedahan 80% insident tertinggi mortalitas terjadi dalam tahun pertama pengobatan. Pada anak-anak denngan hidrosephalus juga berisiko terhadap masalah perkembangan dan emosional seperti cemas, neurosis atau gangguan sikapanti sosial. Pada umunya hidrosephalus non infeksi menunjukan prognosis baik sedangkan hidrosephalus biasanya disertai dengan cerebral defect

2.             Riwayat penyakit saat ini
Keluhan utama.
Muntah, gelisah nyeri kepala, lethargi, lelah apatis, penglihatan ganda, perubahan pupil, kontriksi penglihatan perifer.
3.             Riwayat kesehatan yang lalu.
60 – 90 % gejala hidrosephalus terlihat sejak lahir, kelainan bawaan. Infeksi ; Pembesaran kepala dapat terjadi beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah sembuh dari Miningitis.
Neoplasma  ; pada anak yang terbanyak mendapat penyumbatan bagian ventrikel IV atau akuaduktus Sylvii bagian terakhir biasanya berasal dari seribelum, sedang bagian depan ventrikel III biasanya suatu Kraniofaringioma.
Perdarahan ;  perdarah sebelum dan sesudah lahir dalam otak dapat menyebabkan fibrosis leptomeningen terutama basal otak.
4.             Riwayat Tumbuh kembang
Kelahiran : prematur. Lahir dengan pertolongan, pada waktu lahir menangis keras atau tidak.
Kekejangan : Mulut dan perubahan tingkah laku.
Apakah pernah terjatuh dengan kepala terbentur.
Keluhan sakit perut.

5.             Riwayat immunisasi pada anak usia 3 bulan.
Biasanya anak belum mendapatkan Imunisasi yang lengkap, bahkan belum sempat samasekali.

6.             Pola Nutrisi: Anak minum Asi/Pasi

7.             Dampak Hospitalisasi:
-          Pada umur ini anak belum bisa dievaluasi dampak hospitalisasinya

VIII.   Pemeriksaan Fisik
  1. Sistim Pernapasan: RR meningkat
  2. Sistim Kardiovaskuler: Peningkatan sistol tekanan darah, penurunan nadi (bradikardi)
  3. Sistim Persyarafan: Kejang, nyeri kepala bila TIK meningkat, bola mata terdorong kebawah oleh nistagmus horisontal, tekanan dan penipisan tulang supra orbital, perkembangan motorik terlambat.
  4. Sistim integumen: ubun-ubun melebar dan tegang, sutura melebar, vena kepala pronsnen, kepala membesar, cracked pot sign pada perkusi kepala, suhu meningkat.
  5. Sistim musculoscletal: tonus otot meningkat, hyperfleksi reflek lutut/ axiles.
  6. Sistem pencernaan: Mual dan muntah proyektil bila TIK.


IX     Diagnosa Keperawatan
A. Pre Tapping:
1)        Gangguan rasa nyaman:  Nyeri sehubungan dengan meningkatkanya tekanan intrakranial .
2)        Kecemasan Orang tua sehubungan dengan keadaan anak yang akan mengalami operasi.
3)        Potensial Kekurangan cairan dan elektrolit sehubungan dengan  intake yang kurang diserta muntah.
B. Post Tapping:
1)        Gangguan rasa nyaman : Nyeri sehubungan dengan Tindakan invasif yang dilakukan tapping
2)        Resiko tinggi terjadinya infeksi sehubungan dengan infiltrasi bakteri melalui luka Tapping
3)        Resiko tinggi terjadi kerusakan integritas kulit dan kontraktur sehubungan dengan imobilisasi.

X.      Perencanaan
Pre Tapping
1)      Gangguan rasa nyaman:  Nyeri sehubungan dengan meningkatkanya tekanan intrakranial .
Data Indikasi : Adanya keluahan Nyeri Kepala, Meringis atau menangis, gelisah,  kepala membesar
Tujuan ;  Klien akan mendapatkan kenyamanan, nyeri kepala berkurang
Kriteria hasil:
-          anak tidak rewel/ nangis terus
-          Tanda-tanda peningkatan TIK berkurang
-          Nadi dan RR dalam batas normal
Intervensi :
-          Kaji tanda-tanda nyeri Rasional mengidentifikasi perkembangana komplikasi.
-          Monitor vital sign, catat reaksi non verbal (pucat, berkeringat) Rasional menvalidasi verbal dan mengevaluasi keefektifan interfensi
-          Ciptakan lingkungan yang menyenangkan dan kurangi stimulus rasional meningkatkan kemampuan istrahat
-          Kaji tanda-tanda peningkatan TIK Rasional deteksi dini terhadap terjadinya peningkatan TIK
-          Berikan posisi yang nyaman Rasional menurunkan gangguan pada tulang sendi
-          Kolaborasi pemberian antibiotik dan antipiretik Rasional Menurunkan rangsangan nyeri
-          Kolaborasi dengan tim medis untuk tindakan tapping Rasional mengurangi cairan Cerebrospinal)


2)      Kecemasan Orang tua sehubungan dengan keadaan anak yang akan mengalami operasi.
Data Indikasi : Ekspresi verbal menunjukkan kecemasan akan keadaan anaknya.
Tujuan : Kecemasan orang tua berkurang atau dapat diatasi
Kriteria hasil:
§  Ibu mau kooperatif
§  Ibu memahami kondisi sakit anaknya
§  Ibu tampak tena
Intervensi :
  • Jelaskan pada orang tua tentang kondisi anaknya Rasional Orang tua kooperatif terhadap tindakan keperawatan dan tindakan medis
  • Jelaskan tujuan tindakan tapping Rasional Ibu mengetahui keuntungan dilakukan tapping.
  • Berikan informasi yang cukup tentang prosedur tndakan tapping Rasional menhindari kesalahpahaman orang tua terhadap tindakan
  •  Libatkan orang tua dalam setiap tindakan Keperawatan Rasional meningkatakan kepercayaan keluarga terhadapa setiap tindakan yang diberikan
  • Evaluasi pemahaman  ibu tentang perawatan pada anaknya Rasional Jawaban yang benar pada ibu menandakan tingkat pemahaman tentang perawatan anaknya



3)      Potensial Kekurangan cairan dan elektrolit sehubungan dengan  intake yang kurang diserta muntah.
Data Indikasi ; keluhan Muntah, Jarang minum.
Tujuan : Tidak terjadi kekurangan cairan dan elektrolit.
Intervensi :
  • Kaji tanda – tanda kekurangan cairan
  • Monitor Intake dan out put
  • Berikan therapi cairan secara intavena.
  • Atur jadwal  pemberian cairan  dan  tetesan infus.
  •  Monitor tanda – tanda vital.

Post Tapping
1.        Gangguan rasa nyaman : Nyeri sehubungan dengan Tindakan invasif yang dilakukan tapping
Data Indikasi ; adanya keluhan nyeri, Ekspresi non verbal adanya nyeri.
Tujuan : Rasa Nyaman Klien akan terpenuhi, Nyeri berkurang
Intervensi :
-          Kaji tanda-tanda nyeri Rasional mengidentifikasi perkembangana komplikasi.
-          Monitor vital sign, catat reaksi non verbal (pucat, berkeringat) Rasional menvalidasi verbal dan mengevaluasi keefektifan interfensi
-          Ciptakan lingkungan yang menyenangkan dan kurangi stimulus rasional meningkatkan kemampuan istrahat
-          Berikan posisi yang nyaman Rasional menurunkan gangguan pada tulang sendi
-          Kolaborasi pemberian antibiotik dan antipiretik Rasional Menurunkan rangsangan nyeri
-          Kolaborasi dengan tim medis untuk tindakan tapping Rasional mengurangi cairan Cerebrospinal)

2.           Resiko tinggi terjadinya infeksi sehubungan dengan infiltrasi bakteri melalui Luka tapping.
Tujuan : Tidak terjadi infeksi / Klien bebas dari infeksi.
Kreteria hasil  :
§  Tidak ada luka, lesi, iritema, dan makulla.
§  Luka bersih
§  Tanda-tanda infeksi tidak ada.
Intervensi :
  • Monitor terhadap tanda – tanda infeksi.
  • Rasional ; mengetahui adanya infeksi secara dini
  • Tempatkan pasien pada ruang khusus
  • Rasionalnya ; melindungi pasien dari sumber pathogen
  • Pertahankan tekhnik kesterilan dalam prosedur perawatan
  • Rasionalnya ; mencegah terjadi infeksi sekunder.
  • Observasi tanda-tanda vital
  • Rasional ; peningkatan suhu merupakan indikasi terjadi infeksi.
  • Kolaborasi dengan pemberian anti biotika
  • Rasionanya ; antibiotika dapat menghambat timbulnya infeksi.

3.           Resiko tinggi terjadi kerusakan integritas kulit dan kontraktur sehubungan dengan imobilisasi.
Tujuan ; Pasien bebas dari kerusakan integritas kulit dan kontraktur.
Intervensi :
  •  Mobilisasi klien (Miki dan Mika) setiap 2 jam
  • Rasionalnya ;.
  • Obsevasi terhadap tanda – tanda kerusakan integritas kulit dan kontrkatur.
  • Jasgalah kebersihan dan kerapihan tempat tidur.
  • Berikan latihan secara pasif dan perlahan – lahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar