Cari Blog Ini

Sabtu, 19 Maret 2011

PENYAKIT CROHN (PENYAKIT REGIONAL)

MAKALAH
PENYAKIT CROHN
(Enteritis Regionali)



Disusun Oleh :
Nama : Pande Putu Eka Pitriani
NIM : 04.08.2015
Kelas : C/ KP / VI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SURYA GLOBAL YOGYAKARTA
2011


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Penyakit Crohn (Enteritis Regionali)” tepat pada waktunya.
Dengan selesainya makalah ini disusun , penulis ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Walaupun makalah ini telah selesai, namun karena keterbatasan kemampuan dan literatur yang penulis miliki, sehingga makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga besar harapan penulis untuk menerima saran dan kritik yang bersifat konstruktif
Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga makalah ini ada manfaatnya bagi pembaca pada umumnya dan ilmu pengetahuan khususnya, terima kasih.




Yogyakarta, 15 Maret 2011



BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan atau rasa penuh pada perut bagian bawah, lebih sering di sisi kanan.
Komplikasi yang sering terjadi dari peradangan ini adalah penyumbatan usus, saluran penghubung yang abnormal (fistula) dan kantong berisi nanah (abses).
Fistula bisa menghubungkan dua bagian usus yang berbeda. Fistula juga bisa menghubungkan usus dengan kandung kemih atau usus dengan permukaan kulit, terutama kulit di sekitar anus.
Adanya lobang pada usus halus (perforasi usus halus) merupakan komplikasi yang jarang terjadi.
Jika mengenai usus besar, sering terjadi perdarahan rektum. Setelah beberapa tahun, resiko menderita kanker usus besar meningkat.
Sekitar sepertiga penderita penyakit Crohn memiliki masalah di sekitar anus, terutama fistula dan lecet (fissura) pada lapisan selaput lendir anus.
Penyalit Crohn dihubungkan dengan kelainan tertentu pada bagian tubuh lainnya, seperti batu empedu, kelainan penyerapan zat gizi dan penumpukan amiloid (amiloidosis).

B. TUJUAN
1. Untuk memperdalam pengetahuan tentang penyakit Crohn
2. Serta untuk mengkaji,mendiagnosa,mengevaluasi, serta mengimplementasi penyakit Crohn.

C. RUMUSAN MASALAH
1. Penetahuan tentang penyakit Crohn secara mendasar.
2. Apa penyebab,tanda dan gejala,prognosis,diagnosa,perencanaan,serta evaluasi dari penyakit Crohn?
3. Bagaimana cara untuk mencegah penyakit Crohn?
4. Bagaimana cara untuk mengobati atau menangani penyakit Crohn?

BAB II
DASAR TEORI

A. Definisi
Penyakit Crohn (Eteritis Regionalis, Ileitis Granulomatosa, Ileokolitis) adalah peradangan menahun pada dinding usus. Penyakit ini mengenai seluruh ketebalan dinding usus. Kebanyakan terjadi pada bagian terendah dari usus halus (ileum) dan usus besar, namun dapat terjadi pada bagian manapun dari saluran pencernaan, mulai dari mulut sampai anus, dan bahkan kulit sekitar anus.
Penyakit ini mengenai seluruh ketebalan dinding usus. Kebanyakan terjadi pada bagian terendah dari usus halus (ileum) dan usus besar, namun dapat terjadi pada bagian manapun dari saluran pencernaan, mulai dari mulut sampai anus, dan bahkan kulit sekitar anus.
Pada beberapa dekade yang lalu, penyakit Crohn lebih sering ditemukan di negara barat dan negara berkembang. Terjadi pada pria dan wanita, lebih sering pada bangsa Yahudi, dan cenderung terjadi pada keluarga yang juga memiliki riwayat kolitis ulserativa.
Kebanyakan kasus muncul sebelum umur 30 tahun, paling sering dimulai antara usia 14-24 tahun.Penyakit ini mempengaruhi daerah tertentu dari usus, kadang terdapat daerah normal diantara daerah yang terkena.
Pada sekitar 35 % dari penderita penyakit Crohn, hanya ileum yang terkena. Pada sekitar 20%, hanya usus besar yang terkena. Dan pada sekitar 45 %, ileum maupun usus besar terkena.
Apa yang dimaksud dengan penyakit Crohn's diet plan?
Anda mungkin telah membaca tentang berbagai jenis diet untuk penyakit Crohn's di Internet. Tetapi kenyataannya secara ilmiah tidak ada diet untuk penyakit radang usus. Kebanyakan ahli percaya, tetapi, bahwa anda dapat mengidentifikasi makanan tertentu yang memicu gejala gastrointestinal, terutama saat penyakit bergejolak. Dengan menghindari "pemicu makanan," anda mungkin menemukan bahwa gejala GI anda dari gas, perut kembung, sakit perut, mengejang, dan diare yang lebih mudah untuk dikendalikan. Pada saat yang sama, anda akan memberikan radang usus anda waktu untuk sembuh.Dengan penyakit Crohn's, penting untuk mengikuti tinggi kalori, diet tinggi protein, bahkan bila anda merasa tidak ingin makan. Efektifkan rencana diet penyakit Crohn’s, berdasarkan rekomendasi dari para ahli, haruas menekankan untuk makan makanan biasa - plus tambahan dua atau tiga kali makanan ringan - setiap hari. Yang akan membantu memastikan bahwa anda mendapat cukup protein, kalori, dan gizi. Selain itu, anda perlu mengambil vitamin dan suplemen mineral yang direkomendasikan oelh dokter anda. Dengan demikian anda akan dapat menambah gizi yang diperlukan didalam tubuh Anda.
Makanan apa yang harus saya hindari dengan rencana diet penyakit Crohn's?
Makanan yang memicu gejala berbeda untuk setiap orang dengan penyakit Crohn's. Untuk mengetahui makanan apa yang harus dikeluar dari rencana diet anda, anda perlu menentukan makanan apa yang memicu anda. Banyak orang dengan penyakit Crohn's menemukan bahwa makanan pada daftar berikut ini memperburuk gejala selama penyakit bergejolak. Jadi kemungkinan besar bahwa setidaknya beberapa dari makanan yang tercantum dibawah ini akan memicu gejala anda:
• Alkohol (minuman campuran, bir, anggur)
• Mentega, mayones, margarine, minyak
• Minuman karbonat (campuran soda)
• Kopi, teh, cokelat
• Sekam jagung
• Produk susu (jika mengandung lactose intolerant)
• Makanan berlemak (makanan yang digoreng)
• Makanan tinggi serat
• Makanan yang menghasilkan gas (lentils, kacang-kacangan, kacang, kubis, brokoli, bawang)
• Kacang-kacangan dan biji-bijian (selai kacang, selai kacang lainnya)
• Buah-buahan mentah
• Sayur-sayuran mentah
• Daging merah dan babi
• Makanan pedas
• Seluruh butiran dan kulit padi
Setelah anda mengidentifikasi makanan yang menyebabkan gejala anda untuk bergejolak, Anda dapat memilih untuk menghindari mereka atau untuk mempelajari cara-cara baru dalam menyiapkan mereka yang akan membuat mereka lebih lumayan. Untuk melakukannya, anda perlu bereksperimen dengan berbagai makanan dan metode persiapan untuk melihat apa yang terbaik bagi anda. Sebagai contoh, jika beberapa sayuran mentah bergejolak, anda tidak perlu menyerah kepada mereka. Anda mungkin dapat kukus mereka, mendidihkan, atau merebus dapat memungkinkan anda untuk makan tanpa meningkatkan gejala GI. Jika daging merah meningkatkan lemak dalam kotoran, anda dapat mencoba makan daging sirloin atau ground round untuk melihat apakah dapat mentolerir daging (kurus/tanpa lemak) dari sapi. Atau anda mungkin memutuskan untuk mengandalkan unggas tanpa kulit yang rendah lemak dan ikan sebagai sumber utama protein.

B. Penyebab
Penyebab penyakit Crohn tidak diketahui.
Penelitian memusatkan perhatian pada tiga kemungkinan penyebabnya, yaitu:
- Kelainan fungsi sistim pertahanan tubuh
- Infeksi
- Makanan.

C. Tanda dan gejala
Gejala awal yang paling sering ditemukan adalah diare menahun, nyeri kram perut, demam, nafsu makan berkurang dan penurunan berat badan.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan atau rasa penuh pada perut bagian bawah, lebih sering di sisi kanan.
Komplikasi yang sering terjadi dari peradangan ini adalah penyumbatan usus, saluran penghubung yang abnormal (fistula) dan kantong berisi nanah (abses). Fistula bisa menghubungkan dua bagian usus yang berbeda. Fistula juga bisa menghubungkan usus dengan kandung kemih atau usus dengan permukaan kulit, terutama kulit di sekitar anus. Adanya lobang pada usus halus (perforasi usus halus) merupakan komplikasi yang jarang terjadi. Jika mengenai usus besar, sering terjadi perdarahan rektum. Setelah beberapa tahun, resiko menderita kanker usus besar meningkat.
Sekitar sepertiga penderita penyakit Crohn memiliki masalah di sekitar anus, terutama fistula dan lecet (fissura) pada lapisan selaput lendir anusPenyalit Crohn dihubungkan dengan kelainan tertentu pada bagian tubuh lainnya, seperti batu empedu, kelainan penyerapan zat gizi dan penumpukan amiloid (amiloidosis). Bila penyakit Crohn menyebabkan timbulnya gejala-gejala saluran pencernaan, penderita juga bisa mengalami :
• peradangan sendi (arthritis)
• peradangan bagian putih mata (episkleritis)
• luka terbuka di mulut (stomatitis aftosa)
• nodul kulit yang meradang pada tangan dan kaki (eritema nodosum) dan
• luka biru-merah di kulit yang bernanah (pioderma gangrenosum).
Jika penyakit Crohn tidak menyebabkan timbulnya gejala-gejala saluran pencernaan, penderita masih bisa mengalami :
• peradangan pada tulang belakang (spondilitis ankilosa)
• peradangan pada tulang belakang (spondilitis ankilosa)
• peradangan pada sendi panggul (sakroiliitis)
• peradangan di dalam mata (uveitis) dan
• peradangan pada saluran empedu (kolangitis sklerosis primer).
Pada anak-anak, gejala-gejala saluran pencernaan seperti sakit perut dan diare sering bukan merupakan gejala utama dan bisa tidak muncul sama sekali.
Gejala utamanya mungkin berupa peradangan sendi, demam, anemia atau pertumbuhan yang lambat.
Gejala-gejala penyakit Crohn pada setiap penderitanya berbeda, tetapi ada 4 pola yang umum terjadi, yaitu :
 Peradangan : nyeri dan nyeri tekan di perut bawah sebelah kanan
 Penyumbatan usus akut yang berulang, yang menyebabkan kejang dan nyeri hebat di dinding usus, pembengkakan perut, sembelit dan muntah-muntah
 Peradangan dan penyumbatan usus parsial menahun, yang menyebabkan kurang gizi dan kelemahan menahun
 Pembentukan saluran abnormal (fistula) dan kantung infeksi berisi nanah (abses), yang sering menyebabkan demam, adanya massa dalam perut yang terasa nyeri dan penurunan berat badan.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan atau rasa penuh pada perut bagian bawah, lebih sering di sisi kanan.Komplikasi yang sering terjadi dari peradangan ini adalah penyumbatan usus, saluran penghubung yang abnormal (fistula) dan kantong berisi nanah (abses).Fistula bisa menghubungkan dua bagian usus yang berbeda. Fistula juga bisa menghubungkan usus dengan kandung kemih atau usus dengan permukaan kulit, terutama kulit di sekitar anus.Adanya lobang pada usus halus (perforasi usus halus) merupakan komplikasi yang jarang terjadi.Jia mengenai usus besar, sering terjadi perdarahan rektum. Setelah beberapa tahun, resiko menderita kanker usus besar meningkat.Sekitar sepertiga penderita penyakit Crohn memiliki masalah di sekitar anus, terutama fistula dan lecet (fissula) pada lapisan selaput lendir anus.Penyalit Crohn dihubungkan dengan kelainan tertentu pada bagian tubuh lainnya, seperti batu empedu, kelainan penyerapan zat gizi dan penumpukan amiloid (amiloidosis).

D. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya kram perut yang terasa nyeri dan diare berulang, terutama pada penderita yang juga memiliki peradangan pada sendi, mata dan kulit.
Tidak ada pemeriksaan khusus untuk mendeteksi penyakit Crohn, namun pemeriksaan darah bisa menunjukan adanya:
 anemia
 peningkatan abnormal dari jumlah sel darah putih
 kadar albumin yang rendah
 tanda-tanda peradangan lainnya.
Barium enema bisa menunjukkan gambaran yang khas untuk penyakit Crohn pada usus besar.
Jika masih belum pasti, bisa dilakukan pemeriksaan kolonoskopi (pemeriksaan usus besar) dan biopsi untuk memperkuat diagnosis. CT scan bisa memperlihatkan perubahan di dinding usus dan menemukan adanya abses, namun tidak digunakan secara rutin sebagai pemeriksaan diagnostik awal.
Diagnosis Banding
Infeksi bakteri, pseudomembranosa, amuba, CMV, PMS
Usus iskemik
Limfoma atau karsinoma usus
Irritable bowel syndrome

E. Pengobatan
Pengobatan ditujukan untuk membantu mengurangi peradangan dan meringankan gejalanya.
Kram dan diare bisa diatasi dengan obat-obat antikolinergik, difenoksilat, loperamide, opium yang dilarutkan dalam alkohol dan codein. Obat-obat ini diberikan per-oral (melalui mulut) dan sebaiknya diminum sebelum makan. Untuk membantu mencegah iritasi anus, diberikan metilselulosa atau preparat psillium, yang akan melunakkan tinja. Sering diberikan antibiotik berspektrum luas.
Antibiotik metronidazole bisa membantu mengurangi gejala penyakit Crohn, terutama jika mengenai usus besar atau menyebabkan terjadinya abses dan fistula sekitar anus. Penggunaan metronidazole jangka panjang dapat merusak saraf, menyebabkan perasaan tertusuk jarum pada lengan dan tungkai.
Efek samping ini biasanya menghilang ketika obatnya dihentikan, tapi penyakit Crohn sering kambuh kembali setelah obat ini dihentikan. Sulfasalazine obat lainnya dapat menekan peradangan ringan, terutama pada usus besar. Tetapi obat-obat ini kurang efektif pada penyakit Crohn yang kambuh secara tiba-tiba dan berat. Kortikosteroid (misalnya prednisone), bisa menurunkan demam dan mengurangi diare, menyembuhkan sakit perut dan memperbaiki nafsu makan dan menimbulkan perasaan enak. Tetapi penggunaan kortikosteroid jangka panjang memiliki efek samping yang serius. Biasanya dosis tinggi dipakai untuk menyembuhkan peradangan berat dan gejalanya, kemudian dosisnya diturunkan dan obatnya dihentikan sesegera mungkin.
Obat-obatan seperti azatioprin dan mercaptopurine, yang merubah kerja dari sistim kekebalan tubuh, efektif untuk penyakit Crohn yang tidak memberikan respon terhadap obat-obatan lain dan terutama digunakan untuk mempertahankan waktu remisi (bebas gejala) yang panjang. Obat ini mengubah keadaan penderita secara keseluruhan, menurunkan kebutuhan akan kortikosteroid dan sering menyembuhkan fistula.Tetapi obat ini sering tidak memberikan keuntungan selama 3-6 bulan dan bisa menyebabkan efek samping yang serius. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan yang ketat terhadap kemungkinan terjadinya alergi, peradangan pankreas (pankreatitis) dan penurunan jumlah sel darah putih. Formula diet yang ketat, dimana masing-masing komponen gizinya diukur dengan tepat, bisa memperbaiki penyumbatan usus atau fistula, minimal untuk waktu yang singkat dan juga dapat membantu pertumbuhan anak-anak.
Diet ini bisa dicoba sebelum pembedahan atau bersamaan dengan pembedahan. Kadang-kadang zat makanan diberikan melalui infus, untuk mengkompensasi penyerapan yang buruk, yang sering terjadi pada penyakit Crohn. Bila usus tersumbat atau bila abses atau fistula tidak menyembuh, mungkin dibutuhkan pembedahan. Pembedahan untuk mengangkat bagian usus yang terkena dapat meringankan gejala namun tidak menyembuhkan penyakitnya. Peradangan cenderung kambuh di daerah sambungan usus yang tertinggal. Pada hampir 50% kasus, diperlukan pembedahan kedua. Karena itu, pembedahan dilakukan hanya bila timbul komplikasi atau terjadi kegagalan terapi dengan obat.

F.Prognosis
Beberapa penderita sembuh total setelah suatu serangan yang mengenai usus halus. Tetapi penyakit Crohn biasanya muncul lagi dengan selang waktu tidak teratur sepanjang hidup penderita. Kekambuhan ini bisa bersifat ringan atau berat, bisa sebentar atau lama.
Mengapa gejalanya datang dan pergi dan apa yang memicu episode baru atau yang menentukan keganasannya tidak diketahui. Peradangan cenderung berulang pada daerah usus yang sama, namun bisa menyebar pada daerah lain setelah daerah yang pernah terkena diangkat melalui pembedahan.
Penyakit Crohn biasanya tidak berakibat fatal. Tetapi beberapa penderita meninggal karena kanker saluran pencernaan yang timbul pada penyakit Crohn yang menahun.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyakit Crohn (Enteritis Regionalis, Ileitis Granulomatosa, Ileokolitis) adalah peradangan menahun pada dinding usus.Penyakit ini mengenai seluruh ketebalan dinding usus. Kebanyakan terjadi pada bagian terendah dari usus halus (ileum) dan usus besar, namun dapat terjadi pada bagian manapun dari saluran pencernaan, mulai dari mulut sampai anus, dan bahkan kulit sekitar anus.Penyakit Crohn biasanya tidak berakibat fatal. Tetapi beberapa penderita meninggal karena kanker saluran pencernaan yang timbul pada penyakit Crohn yang menahun.
Penyakit ini mempengaruhi daerah tertentu dari usus, kadang terdapat daerah normal diantara daerah yang terkena.
Penyebab penyakit Crohn tidak diketahui.
Penelitian memusatkan perhatian pada tiga kemungkinan penyebabnya, yaitu:
- Kelainan fungsi sistim pertahanan tubuh
- Infeksi
- Makanan.
Diagnosis Banding
- Infeksi bakteri, pseudomembranosa, amuba, CMV, PMS
- Usus iskemik
- Limfoma atau karsinoma usus
- Irritable bowel syndrome

B. SARAN
Untuk menghindari penyakit Crohn sebaiknya dimulai terlebih dahulu dari hal yang paling mudah yaitu makanan, karena makanan sangat mempengaruhi terjadinya penyakit Crohn. Makann juga menjadi system pertahan bagi tubuh kita karena tanpa makanan kita akan mudah terserang penyakit maupun infeksi. Serta makan yang tidak teratur jagu bias menyebabkan penyakit Crohn kerena penyakit Crohn sangat erat hubungnnya dengan usus manusia.


DAFTAR PUSTAKA

 http://medicastore.com/penyakit/487/Penyakit_Crohn_Enteritis_Regionalis_Ileitis_Granulomatosa_Ileokolitis.html
 http://www.ahliwasir.com/products/174/0/Membuat-Rencana-Diet-Untuk-Penyakit-Crohn-s/
 http://www.indonesiaindonesia.com/f/10733-penyakit-crohn/

1 komentar: