Cari Blog Ini

Senin, 28 Maret 2011

KANKER LAMBUNG


Nama      :Neng Kurnia
NIM        :04.08.2008
Kelas       : C/KP/VI

1.      Definisi
Neopasma ialah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus-menerus secara tak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh. (Patologi, dr. Achmad Tjarta,2002). Karsinoma Gaster ialah suatu neoplasma yang terdapat pada Gaster. (R. Simadibrata,2000)
2.      Anatomi Fisiologi Lambung
Lambung merupakan sebuah kantung muskuler yang letaknya antara esophagus dan usus halus, sebelah kiri abdomen di bawah diafragma. Lambung merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya gerakan peristaltik, tekanan organ lain,
tekanan organ lain dan postur tubuh. Struktur lambung.
a. Fundus ventrikuli
Bagian ini menonjol ke atas, terletak di sebelah kiri osteum kardiakum dan biasanya berisi gas. Pada batas dengan esophagus terdapat katup sfingter kardiak.
b. Korpus ventrikuli
Bagian ini merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan mempunyai otot yang tebal membentuk sfincter pylorus. Antrum pylorus merupakan muara bagian
distal dan berlanjut ke duodenum.
c. Antrum pylorus
Merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan mempunyai otot yang tebal membentuk sfincter pylorus. Antrum pylorus merupakan muara distal yang berlanjut ke duodenum.
d. Kurvantura minor
Terletak di sebelah kanan lambung dan terbentang dari osteum kardiak sampai ke pylorus. Kurvantura minor dihubungkan ke hepar oleh omentum minor. Suatu lipatan
ganda dari peritoneum.
e. Oesteum kariakum
Merupakan tempat esophagus bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pylorus yang tidak mempunyai sfincter khusus, hanya berbentuk cincin yang membuka dan menutup osteum dengan kontraksi dan relaksasi. Osteum dapat tertutup oleh lipatan membran mukosa dan serta otot pada dasar esophagus.
Fungsi lambung:
Lambung menampung makanan yang masuk melalui esophagus, menghancurkan makanan dengan gerakan peristaltik lambung dan getah lambung. Penghancuran
makanan dilakukan dengan dua cara:
a. Mekanis : menyimpan, mencampur dengan sekret lambung dan mengeluarkan kimus ke dalam usus. Pendorongan makanan terjadi secara gerakan peristaltik setiap 20 detik.
b. Kimiawi : bolus dalam lambung akan dicampur dengan asam lambung dan enzim-enzim tergantung jenis makanan enzim yang dihasilkan antara lain pepsin asam
garam, renin dan lapisan lambung.
1. Pepsin, memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan pepton) agar dapat diabsorbsi di intestinum minor.
2. Asam garam (HCl) mengasamkan makanan sebagai antiseptik dan desinfektan yang masuk ke dalam makanan. Disamping itu mengubah pepsinogen menjadi pepsin dalam suasana asam.
3. Renin, sebagai ragi pembekuan susu dan membentuk kasein dan kaseinogen dari protein.
4. Lapisan lambung memecah lemak menjadi asam lemak untuk merangsang sekresi
getah lambung.
Sekresi getah lambung
Sekresi getah lambung mulai terjadi pada awal orang makan apabila melihat, mencium, dan merasakan makanan maka sekresi lambung akan terangsang, karena pengaruh saraf sehingga menimbulkan rangsang kimiawi yang menyebabkan dinding lambung melepaskan hormon yang disebut sekresi getah lambung. Sekresi getah lambung mengalami 3 fase yaitu:
a.       Fase serebral
Antisipasi dari makan menyebabkan stimulus merambat dari otak ke nervus vagus sampai ke lambung yang merupakan kelenjar yang terstimulasi untuk mensekresi hormon gastrin yang disekresi oleh membran mukosa kanalis pylorus yang menghasilkan getah lambung.
b.      Fase gastric
Pada fase ini gastrin lebih banyak diproduksi.
c.       Fase intestinal
Masuknya darah ke dalam intestinum menyebabkan sekresi getah lambung membentuk lebih banyak gastrin.
Sfingter pylorus mengendalikan pengosongan lambung walaupun pylorus tetap terbuka. Kontraksi antrum akan diikuti oleh kontraksi pylorus dan duodenum. Apabila suatu gelombang peristaltik kuat sampai di antrum maka tekanan isi antrum naik dan diikuti oleh kontraksi pylorus sehingga mendorong kembali sebagian besar isi antrum yang masih bersifat padat ke korpus lambung, hanya sejumlah kecil yang masuk ke duodenum pada setiap kali kontraksi.
3.      Klasifikasi
Early gastric cancer (tumor ganas lambung dini).
Berdasarkan hasil pemeriksaan radiologi, gastroskopi dan pemeriksaan histopatologis
dapat dibagi atas :
Tipe I (pritrured type)
Tumor ganas yang menginvasi hanya terbatas pada mukosa dan sub mukosa yang berbentuk polipoid. Bentuknya ireguler permukaan tidak rata, perdarahan dengan atau
tanpa ulserasi.
Tipe II (superficial type)
Dapat dibagi atas 3 sub tipe.
II.a. (Elevated type)
Tampaknya sedikit elevasi mukosa lambung. Hampir seperti tipe I, terdapat sedikit
elevasi dan lebih meluas dan melebar.
II.b. (Flat type)
Tidak terlihat elevasi atau depresi pada mukosa dan hanya terlihat perubahan pada warna mukosa.
II.c. (Depressed type)
Didapatkan permukaan yang iregular dan pinggir tidak rata (iregular) hiperemik /
perdarahan.
Type III. (Excavated type)
 II c. II c dan II a  III atau III Menyerupai Bormann II (tumor ganas lanjut) dan
sering disertai kombinasi seperti II c
Advanced gastric cancer (tumor ganas lanjut).
Menurut klasifikasi Bormann dapat dibagi atas :
1.      Bormann I.
Bentuknya berupa polipoid karsinoma yang sering juga disebut sebagai fungating
dan mukosa di sekitar tumor atropik dan iregular.
2.      Bormann II
Merupakan Non Infiltrating Carsinomatous Ulcer dengan tepi ulkus serta mukosa sekitarnya menonjol dan disertai nodular. Dasar ulkus terlihat nekrotik dengan warna kecoklatan, keabuan dan merah kehitaman. Mukosa sekitar ulkus tampak
sangat hiperemik.
3.      Bormann III.
Berupa infiltrating Carsinomatous type, tidak terlihat bats tegas pada dinding dan infiltrasi difus pada seluruh mukosa.
4.      Bormann IV
Berupa bentuk diffuse Infiltrating type, tidak terlihat batas tegas pada dinding dan infiltrasi difus pada seluruh mukosa.
4.      Patofisiologi
Seperti pada umumnya tumor ganas ditempat lain penyebab tumor gaster juga belum diketahui secara pasti. Faktor yag mempermudah timbulnya tumor ganas gaster adalah perubahan mukosa yang abnormal antara lain seperti gastritis atropik, polip di gaster, dan anemia pernisiosa. Di samping itu juga pengaruh keadaan lingkungan mungkin memegang peran penting terutama pada penyakit gaster seperti dinegara Jepang, Chili, Irlandia, Australia, Rusia dan Skandinavia. Ternyata pada orang jepang yang telah lama meninggalkan jepang, frekuensi tumor ganas gaster lebih rendah.
Dapat disimpulkan bahwa kebiasaaan hidup mempunyai peran penting, makanan panas dapat merupakan faktor timbulnya tumor ganas seperti juga makanan yang di asap, ikan asin yang mungkin mempermudah timbuknya tumor ganas gaster.
Selain itu faktor lain yang mempengaruhi adalah faktor herediter, dan faktor infeksi H. Pylori.
Karsinoma gaster berasal dari pertumbuhan epitel pada membran mukosa gaster. Kabanyakan karsinoma gaster berkembang pada bagian bawah gaster. Sedangkan pada atrofi gaster disapatkan bagian atas gaster dan secara multisenter.
Karsinoma gaster terlihat beberapa bentuk.
1. Seperempatnya berasal dari propria yang berbentuk fungating yang tumbuh ke lumen sebagai massa.
2. Seperempatnya berbentuktumor yang berulserasi.
3. Massa yang tumbuh melalui dinding menginvasi lapisan otot.
4. Penyebarannya melalui dinding yang disemari penyebaran pada permukaan.
5. Bentuk linisplastika.
6. Sepertiganya karsinoma berbagai bentuk di atas.
Prognosis yang baik berhubungan dengan bentuk polipoid dan kemudian berbentuk ulserasi dan yang paling jelek ada bentuk scirrhous. Penyebaran karsinoma gaster sering kehati, arteri hepatika dan celiac, pankreas dan hilus selitar limpa. Dapat juga mengenai tulang, paru, otak dan bagian lain saluran cerna.
5.      Etiologi
Penyebab dari karsinoma Gaster sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun para penyelidik berpendapat bahwa komposisi makanan merupakan faktor penting dalam kejadian karsinoma Gaster. Makanan tersebut seperti ;
1. Gastritis kronis.
2. Faktor infeksi (oleh kuman H. Pylory).
3. Herediter.
4. Sering Makan daging hewan dengan cara dipanggang atau dibakar atau diasapkan.
5. Sering makan makanan yang terlalu pedas.
6. Kurang makanan yang mengandung serat.
7. Makan makanan yang memproduksi bahan karsinogenik dan ko-karsinogenik.
6.      Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala karsinoma kolo-rektal tergantung dari lokasi dan besarnya tumor :
a Nyeri
b. Penurunan Berat badan.
c. Muntah
d. Anoreksia.
e. Disfagia.
f. Nausea.
g. Kelemahan.
h. Hematemasis.
i. Regurgitasi.
j. Mudah kenyang.
k. Asites ( perut membesar).
l. Keram abdomen
m. Darah yang nyata atau samar dalam tinja
n. Pasien mengeluh rasa tidak enak pada perut terutama sehabis makan.
7.      Pemeriksaan Diagnosis
1.      Pemeriksaan fisis.
Pemeriksaan fisis dapat membantu diagnosis berupa berat badan menurun dan anemia. Didaerah epigastrium mungkin ditemukan suatu massa dan jika telah terjadi metastasis ke hati, teraba hati yang iregular, dan kadang-kadang kelenjar limfe klavikula teraba.
2.      Radiologi.
Pemeriksaan radiologi yang penting adalah pemeriksaan kontras ganda dengan berbagai posisi seperti telentang. Tengkurap, oblik yang disertai dengan komprsi.
3.      Gastroskopi dan Biopsi.
Pemeriksaan gastroskopi banyak sekali membantu diagnosis untuk melihat adanya tumor gaster. Pada pemeriksaan Okuda (1969) dengan biopsi ditemukan 94 % pasien dengan tumor ganas gaster sedangkan dengan sitologi lavse hanya didapatkan 50 %.
4.      Pemeriksaan darah pada tinja.
Pada tumor ganas sering didapatkan perdarahan dalam tinja (occult blood), untuk
itu perlu dilakukan pemeriksaan tes Benzidin.
5.      Sitologi.
Pemeriksaan Papanicolaou dari cairan lambung dapat memastikan tumor ganas lambung dengan hasil 80 – 90 %. Tentu pemeriksaan ini perlu dilengkapi dengan pemeriksaan gastroskopi dan biopsi.
6.      Komplikasi
1. Perforasi
Dapat terjadi perforasi akut dan perforasi kronik.
2. Hematemesis.
Hematemesis yang masif dan melena dapat terjadi pada tumor ganas lambung
sehingga dapat menimbulkan anemia.
3. Obstruksi
Dapat terjadi pada bagian bawah lambung dekat daerah pilorus yang disertai keluhan mintah-muntah.
4.Adhesi.
Jika tumor mengenai dinding lambung dapat terjadi perlengketan dan infiltrasi dengan organ sekitarnya dan menimbulkan keluhan nyeri perut
8.      Penatalaksanaan
1. Bedah
jika penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah pembedahan. Walaupun telah terdapat daerah sebar, pembedahab sudah dapat dilakukan sebagai tindakan paliatif. Reaksi kuratif akan berhsil bila tidak ada tanda metastasis di tempat lain, tidak ada sisa Ca pada irisan lambung, reseksi cairan sekitar yang terkena, dari pengambilan kelenjar limfa secukupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar